Otonomi Daerah :Kelebihan dan Kekurangan OTDA di Indonesia

Apapun kebijakan itu, pasti ada saja kekurangannya, dan kekurangan ini menjadi motivasi untuk memperbaiki sistemnya. 

Terlalu besarnya kekuasaan pemerintah daerah dapat memicu munculnya kekuasaan absolut dan kesewenang-wenangan.
- Karena besarnya kekuasaan itu maka cenderung akan disalahgunakan, seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
- Kurangnya pengawasan dari pusat dapat menimbulkan exsploitasi SDA secara berlebihan sehingga dapat menimbulkan kerusakan SDA yang tak terkontrol dengan baik.
- Sitem penyaluran kebijakan atau dana dari pusat akan menjadi rumit dan rentan terjadi penyelewengan.
- Tidak meratanya pembiayaan dari pusat kepada setiap daerah
- Terjadi kesenjangan antara daerah satu dengan lainnya, karena SDA dan SDM yang dimiliki berbeda, menyebabkan pembangunan lebih besar di suatu daerah dan sementara di daerah lain tertinggal jauh.

Jika kita melihat pelaksanaan otonomi daerah di indonesia , tidak asing lgi ditelinga kita mendengar kasus korupsi para pejabat didaerah, seperti bupati. 
Praktik korupsi di daerah tersebut biasanya terjadi pada proses pengadaan barang-barang dan jasa daerah (procurement). Seringkali terjadi harga sebuah barang dianggarkan jauh lebih besar dari harga barang tersebut sebenarnya di pasar. Pemerintahan kabupaten juga tergoda untuk menjadikan sumbangan yang diperoleh dari hutan milik negara dan perusahaan perkebunaan bagi budget mereka.

Apabila otonomi daerah ini sudah dilakukan sesuai dengan kaidah yang diatur dalam Undang- Undang No. 32 tahun 2004, saya yakin pasti akan banyak kelebihannya daripada kekurangannya.  Kebanyakan kekurangan itu terjadi karena oknumnya yg menyalahgunakan kekuasaan tersebut. 

Semoga bermanfaat.............

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Otonomi Daerah :Kelebihan dan Kekurangan OTDA di Indonesia"

Post a Comment

|Dukung kami dengan memberikan komentar yang membangun|